Minggu, 16 Desember 2007

Global Warming

“You look at that river gently flowing by. You notice the leaves rustling with the wind. You hear the birds; you hear the tree frogs. In the distance you hear a cow. You feel the grass. The mud gives a little bit on the river bank. It’s quiet; it’s peaceful. And all of a sudden, it’s a gear shift inside you. And it’s like taking a deep breath and going, ‘Oh yeah, I forgot about this’.” ~Al Gore, An Inconvenient Truth, diambil dari Wikipedia


Sekarang ini, bumi berada diambang kehancuran. Sekarang ini, bumi sedang dihantui oleh kenyataan mengenai Greenhouse Effect. Sekarang ini juga, bumi sedang dihantam oleh berbagai macam bencana mulai dari air, darat, dan udara.
OK. Semua itu bukan ilusi ataupun bullshit. Namun yang menjadi permasalahan adalah, seberapa parah keadaan yang sebenarnya sedang dialamai oleh bumi ? Dan mengapa sampai sekarang manusia - manusia kebanyakan tidak begitu mengetahui betapa parahnya keadaan bumi yang sedang mereka pijak itu…?

Jadi…
Meski tidak sepenuhnya 100%, namun bahwasannya Pemanasan Global terjadi oleh ulah manusia. Ya, kita tahu bahwa sebenarnya Pemanasan Global itu berbahaya. Pemanasan Global itu dapat menjadikan populasi manusia musnah. Kita semua tahu, karena seakan - akan perkataan tersebut sudah menjadi doktrin yang disuapi oleh guru - guru Geografi SMP kita. Namun, tahukah kita seberapa parah bahaya yang sebenarnya kita hadapi ?
Awalnya, Pemanasan Global jelas - jelas menaikkan temperatur di bumi hingga beberapa derajat, itu keadaan yang dihadapi sekarang. Namun apabila kita menilik beberapa ratus tahun kedepan, kita malah akan dihujani oleh Ice Age, atau biasa disebut sebagai jaman es. Mengapa ? Mencairnya es yang ada di Greenland dan perubahan iklim / cuaca menyebabkan siklus pertukaran udara panas - dingin berhenti. Maka dari itu, Ice Age dimulai dari pulau - pulau di sekitar Eropa dan Amerika.
Dan lagi, pencarian es tidak dimulai semenjak ”kemarin sore“. Adapun data mengenai pencairan es dimulai dari tahun 1850 menujukkan bahwa, kenaikan suhu akibat Global Warming yang besar - besaran terjadi dimulai pada tahun 1980. Dimana teknologi dan perkembangan Industri sedang berkembang secara pesat.
Kenaikan suhu dan temperatur sendiri sebenarnya dikarenakan kadar CO2 yang naik. Semenjak ? Data menunjukkan bahwa dalam 14 tahun terakhir, hampir semua rekor temperatur dan suhu itu masuk kedalam jajaran 10 besar terpanas. Lagi, adapun waktu - waktu tersebut adalah waktu dimana Kemajuan Industri dan Teknologi sedang pesat - pesatnya. Adapun bukti mengenai kenaikan kadar kenaikan CO2 dilihat dari penelitian Inti Es yang dilakukan oleh University of Bern. Menunjukkan bahwa konsentrasi Karbon Dioksida yang ada di dalam Inti Es Antartika telah naik semenjak 650,000 tahun yang lalu.
Jadi ?
Kebanyakan dari efek Pemanasan Global disebabkan oleh manusia sendiri. Industri dan Teknologi yang berkembang tidak diimbangi oleh penggunaan tenaga yang lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh di Indonesia sendiri, penggunaan pukat harimau ataupun bom laut justru malah menjadi prioritas dalam menangkap ikan ketimbang jaring biasa. Lalu penggundulan hutan dan pengeboran minyak yang teledor malah mengakibatkan kerugian bagi masyarakat luas. Tahukah kalian apabila Indonesia sudah masuk rekor Guiness dalam bagian penghancur hutan tercepat…?
Namun ini bukan hanya menjadi tanggung jawab masyarakat Indonesia saja. Seluruh dunia juga, dimulai dari aspek terkecil sampai yang terbesar, sadarlah ! Mau sampai kapan kita semua akan menginjak - injak bumi kita yang tercinta ini ? Apakah ketika bumi sudah mati dan menjadi abu, baru kita akan sadar ? Jangan sampai menyesal tatkala sudah terlambat. Bergeraklah mulai dari sekarang. Lain dengan hal ini, belum ada kata terlambat untuk membuat sesuatu yang baru.
(chaosregiom.wordpress.com)

Sabtu, 15 Desember 2007

Wasted sunsets


One too many wasted sunsets
One too many for the road
And after dark the door is always open
Hoping someone else will show…..

Mungkin lagi ini tidak kunyanyikan lagi kalo kupingku tidak tergelitik dengan refrain lagu di atas… Kemarin setelah mengantar nyonya..seperti biasa aku lebih suka dengerin radio dari pada muterin cd/mp 3. Kalo menurutku radio lebih “dinamis” karena ada lagunya, ada iklannya, ada anchor-nya dan masih banyak lagi.

Kembali ke refrain lagu di atas..pikiranku langsung melayang ke belakang, hampir dua dasawarsa lagu tersebut aku puter dari kaset, ya..kalo tidak salah sekitar tahun 84-an ketika masih SMP di Solo lagu ini cukup memberi kenangan buatku, bertitel “Wasted Sunsets” ini satu dari lagu yang ada di album Perfect Strangers-nya Deep Purple, di situ Ian Gillan cs dalam membawakan beberapa lagu di album ini tidak berasa aliran rocknya tapi lebih bernuansa slow rock, Ritchie Blackmore dan Roger Glover hampir mendominasi, lengkingan gitar Ritchie dan betotan bas Glover sangat nonjol. Sorry ini hasil dari penilaian pribadi loh..maklum tidak begitu banyak tahu tentang musik.

Karena penasaran, akhirnya kubuka beberapa rak kaset yang sudah agak buluk, satu persatu kucari..dan ternyata kutemukan yang kuinginkan. Ada sih beberapa album Deep Purple yang ada di laci kaset tersebut walaupun agak baru Abandon,Bananas dan kalo gak salah release-an teranyar Rapture of the Deep, kemudian..wuih masih ada nih..setelah sekitar 23 tahun usia kaset ini aku puter satu demi satu ternyata masih bagus semua mulai dari kualitas suara dan pita dalam kaset tersebut, walaupun isi kaset ini bukan sebuah album tetapi hanya kumpulan/kompilasi lagu slow rock-nya Deep Purple.

Sebenarnya album ini kompilasi dari beberapa album, selain Wasted Sunsets, ada juga Hey Joe, Lalena, This Time Around, We Wish You Well bahkan lagu the Beatles yang bertitel Help ada disini tetapi dengan versi lain. Kemudian lagu yang bertitel Anthem (di ambil dari album The Book of Talyesin) membuat semakin kita terbawa ke masa itu. Pokoknya asyik deh kalo kita muterin lagu-lagu jadul…dan yang tak kalah menariknya desain cover kaset ini, sangat manual alias letter hand semua dalam penggarapannya karena memang baru standart/taraf ini perkembangan desain grafis kita sedang berjalan. Secara keseluruhan isi dari lagu ini masih enak masuk ke kuping kita dan yang tak kalah menarik karena kenangannya! Dan sekali lagi "Hidup jadul!...."

The day is gone
when the angels come to stay
And all the silent whispers
will be blown away
And lying in the corner
a pair of high heel shoes
Hanging on the wall
Gold and silver for the blue..

Kemana aja kamu?



Seperti hari – hari biasa termasuk juga hari ini, karena sesuatu yang selama ini tidak kita harapkan/pikirkan tiba-tiba muncul kembali. Ya, inilah yang aku alami setelah sekian lama sebuah benda kecil yang selama ini sudah pergi jauh atau hilang tiba tiba muncul lagi, sebenarnya hilangnya benda tersebut tidak berpengaruh pada diriku.
Flash disk namanya benda itu atau bisa juga dikatakan dalam bahasa inggris-nya “data travelling”, kata ini kudapatkan karena ada sebuah flash disk bertuliskan begitu. Banyak merk memang mulai dari Sandisk, My Flash, Kingston dan masih banyak lagi, tanpa harus mengatakan kelebihan dan kekurangan dari beberapa merk di atas, walaupun semua fungsi sama.

Namanya juga flash disk / data traveling, seperti namanya kalo kita artikan “leter lek” (betul gak nulisnya om?) dapat diartikan data berjalan, ya bisa jadi flash disk ini waktu hilang mungkin sedang berjalan-jalan kemana aja, di pinjam orang, di pake nyonya-ku, atau karena sudah capek akhirnya pulang ke rumah terus kutemukan di samping printer..

Tanpa bermaksud sombong, saya punya 2 flash disk lagi, keduanya bermerk Sandisk (bukan mau mengiklankan lo..) dari segi isi keduanya lebih tinggi dibanding yang hilang ini, satu bermemori 256 dan satu lagi 1 GB. Sedang yang hilang ini bermemori “Cuma” 128 MB, kecil memang…tapi mungkin gede di masa itu, karena waktu itu harga flash disk masih agak mahal, dan lucunya yang hilang ini hasil dari pemberian temen . Kalo dilihat dari kronologisnya sih, sah-sah saja saya diberi flash disk ini, karena waktu itu temen minta tolong kepadaku untuk membuat coretan gambar kartun untuk temen ulang tahunnya, eh ..ndilalah tanpa sengaja dia membawa flash disk lagi untuk mengcopy gambar tersebut tanpa menanyakan flash disk yang telah dititipkan tempo hari, setelah kuberi tahu bahwa ini masih ada flash disk yang kemarin, dia bilang ..”ya dah buat mas aja..”. Yo wis namanya juga di kasih, langsung saya terima walaupun berkapasitas kecil, dan hari ini setelah sekian lama tak terlihat baru tadi pagi kutemukan benda kecil ini..”Kemana aja kamu?” mungkin itu yang aku ucapkan ketika benda kecil itu balik lagi setelah berjalan-jalan selama ini.

Jumat, 14 Desember 2007

jangan bobo dulu ya!



Sebuah pekerjaan kalo kita jadikan beban maka akan terasa berat, tetapi kalo kita jadikan sebagai kebiasaan/sebagai ibadah maka akan tidak berasa walaupun pekerjaan itu berat sekalian. Resiko..biasanya akibat dari sebuah pekerjaan atau akibat dari tindakan, inilah yang akan aku tulis di blog ini.

Mungkin setiap orang mempunyai intensitas lain terhadap hubungan dengan anak, temen atau mungkin juga dengan orang tua bahkan dengan istrinya sendiri. Dan setiap profesi tentunya juga akan berakibat dengan pola kebiasaan ini, bisa kita ambil contoh seorang wartawan tentunya jam kerjanya tidak sama dengan "orang kantoran" yang mungkin jam 10 malam masih meliput berita atau jam 12 malam masih membikin naskah berita yang tentunya masih berada di tempat kerja. Bahkan bisa paginya baru pulang ke rumah untuk istirahat dan berkumpul dengan anak istri (kalo istrinya di rumah..kalo istrinya bekerja?, kalo anaknya sekolah?) ini pasti lain ceritanya. Saya tidak mau menganalogikan terhadap profesi lain tetapi pada intinya hampir sama dengan yang saya alami kemarin.

Seperti biasanya kalo kita lihat behaviour dan aktivitas jakarta begitu padat mulai dari senin hingga jumat, bahkan sampai hari libur. Sampai saya bisa berkesimpulan kalo hari senin pagi berangkat kerja jalanan macet pulangnya lancar, kalo jumat pagi jalannya lancar pulang kerja macet.Kesimpulan ini bisa ditarik karena sehari-hari memang begini adanya, tetapi saya tak kurang akal bagaimana mensiasati keadaan ini, akhirnya kalo hari senin dan jumat bisa dipastikan berangkat kerja naik motor, selanjutnya hari selasa sampai kamis bawa mobil karena biasanya di 3 hari ini jalanan lancar.

Kejadian kemarin mungkin tidak terulang seandainya saya pulang kerja "on time", tetapi ini sekali lagi resiko sebuah profesi ya harus kita jalani, jadi mulai dari senin sampai rabu, minggu ini saya disibukkan oleh aktivitas kantor yang begitu padat, dari bikin FA print ad ternyata masih di revisi lagi dan masih banyak yang perlu diselesaikan mengingat dateline yang mempet, akhirnya selama 3 hari berturut-turut pulang malam. Ini berdampak pada si kembar dan kakaknya nasywa ketika saya nyampe rumah ketiganya sudah terlelap.Kebiasaan ini yang tidak bisa ditolerir..

Esoknya hari kamis, sekali lagi saya tidak kekuarangan akal. Dengan mengendarai motor berangkat ke kantor dengan asumsi kalo gak begitu banyak kerjaan akan "tango" lebih cepat untuk bertemu dengan ketiga buah hati, meskipun jalanan macet saya bisa selap-selip kira-kanan.

Rencana boleh demikian tetapi kenyataan lain, kali ini bukan banyaknya kerjaan yang bikin untuk pulang malam lagi tetapi dipaksa oleh keadaan cuaca yang tidak bersahabat, ya..tidak bersahabat. Bagaimana tidak mulai jam 4 sore jakarta sudah diguyur hujan, sementara saya mulai jam 4 sore sudah pingin pulang. Nekad.. pulang basah! gak nekad pulang perasan makin resah!. Jam 05.15 sore akhirnya saya "cklok" absen. Celana panjak di tarik sedengkul, sepatu diganti sandal hendak ke parkiran sepeda motor dengan diiringi hujan besar. Sebelum memanasin mesin terlebih dulu membuka jok motor untuk mengambil jas hujan...memang lagi apes!, ternyata jas hujan gak di bawa alias gak ada alias tertinggal di rumah! Mosok harus nunggu hujan reda trus kapan nyampe rumah, bisa jadi si kembar sudah bobo.
Akhirnya dengan tanpa jas hujan hanya berbekal jacket saya paksakan untuk pulang, diiringi hujan besar langsung tancap gas untuk pulang ke rumah (Cibubur) yang berjarak -+27 km atau sekitar 1 jam waktu tempuh apabila jalanan gak begitu macet.
Biarpun bibir mulai membiru, kulit jemari mengeriput, badan dan kaki mulai kedinginan, sepeda motor jalan terus. hanya satu tujuan pingin bermain dengan si kembar & nasywa.

Akhirnya sampai di rumah jam 06.45 petang, klakson motor kubunyikan berulang kali, perasan lega bercampur haru ketika si Nasywa membukakan pintu rumah diiringi si kembar di belakangnya. "Ibuuu ayah kehujanan.." itulah yang diucapkan Nasywa. Tak berapa lama saya langsung mandi, sholat maghrib terus di bikinin teh hangat dan indomie rebus, ah...semakin terasa kehangatan rumah tangga. Bermain dan bercanda dengan ketiga buah hati hampir 2 jam cukup sebagai selimut disaat kita kedinginan ingin bertemu dengan Nasywa, Nadira dan Nabila.Sampai jam 09.30 malem akhirnya ketiga buah hatiku mulai bobo, rasanya hatiku puas, dingin ku terobati oleh hangatnya canda dan tawa ketiga buah hatiku. Jangan bobo dulu ya..ayah masih kangen nih..

Selamat! Anda telah menjadi..


Ternyata mengikuti sebuah kata hati tidak selamanya enak, ini seperti yang saya alami ketika anak-anak mo bikin sebuah komunitas yang didalamnya terdapat bermacam-aktivitas tentang update-an baik itu di internet, software, informasi terkini, gossip atau apa saja intinya tentang hal baru tidak basi dan selalu mengikuti jaman. Awalnya saya tidak begitu tertarik untuk masuk dalam komunitas ini sekedar pasif aja sering dikirimin update-an dan gak pernah ngebalas. Karena image orang pasti akan mengarah ke "sana" karena yang di update bukannya software komputer atau informasi terkini melainkan "gambar terkini"...ehh maksudnya apalagi kalo buka update file-file porno yang situsnya banyak di jumpai mulai dari bluefame, bangbros dan ..pokoknya banyak deh, tapi kalo ditengok dari sisi positifnya banyak juga misal kita bisa share tentang software, antivirus, creative image, logotype, beberapa print ad dan TVC dari agency global sampe jenis fonts yang kita download, pokoknya selagi bisa gratis kita download.

Sebenarnya jadi member ini cukup simpel aja..dan ruang lingkup cuman intern kantor dan yang punya "hobby dan beberapa kesamaan pandangan" (wuih serius banget..), sampai akhirnya sampai terbentuk "dewan kehormatan", "anggota tidak tetap" "sie publikasi" dan masih banyak lagi, bermula dari "anggota tidak tetap", seperti biasanya saya di suruh bikin desain logo updaters community kemudian untuk di bikin t-shirt nya. Yah begitulah...akhirnya komunitas ini bisa berkembang walaupun menggunakan pola "underground" yang setiap orang belum tentu tahu aktivitasnya. Tetapi intinya anggota updaters tidak selalu berkonotasi negatif seperti yang saya tulis di atas..tetapi ada juga sisi positifnya..tergantung dari cara mereka mengartikan.
"Selamat!!..anda menjadi anggota updaters community..." beginilah kira-kira ketika saya membuka email, dan ujung-ujungnya jadi member ya..

Minggu, 02 Desember 2007

Cukup “gembrobyos”….


Kalo bicara soal hobby banyak orang mengatakan saya suka main ini saya suka jajan ini saya suka nulis saya suka menggambar dan saya suka bla-bla-bla. Hari minggu rencana kita mau ke Cikeas, biasalah kalo namanya lagi hobi jalan-jalan, cuman kali ini jalan-jalan buka identik dengan belanja, ke mall atau tur ke luar negeri tetapi jalan-jalan disini tidak hanya sekedar yang disebut di atas cukup dengan ongkos “murmer” dengan modal dengkul setidaknya bawa duit Rp. 10.000,- kita sudah terpuaskan, ya… dengan jalan –jalan menggunakan sepeda, asal dengkul kuat kita bisa melibas di segala rintangan seperti hari minggu ini yang sekiranya kita mau cross country bersepeda dengan melewati jalan yang tak lazim maksudnya di luar jalan beraspal biasanya rute yang dilewati kebun,sawah atau mungkin lewat belakang rumah penduduk, itulah seninya bersepeda tidak berisik jalan setapak-pun kita lalui. Semula kita mau ngumpul di Buperta, Cibubur menuju Cikeas tetapi akhirnya saya urungkan ikut ketika Sabtu malam minggu temen nelepon untuk main di trek UI saja.

Jam 6 pagi saya sudah goes ke UI lumayan juga udara pagi masih segar…tidak sampai setengah jam saya sudah sampai di sana terus sempat muter-muter dulu sambil menunggu temen, tadinya sih mau saya tongkrongin di depan stasiun UI kerena temen pergi ke UI naik KRL dari stasiun Tebet, tapi kayaknya gak asyik karena sudah pakai atribut lengkap bersepeda mosok nongrong di stasiun…wah kayaknya wagu!
Tidak begitu lama akhirnya temen datang juga, langsung kusambut untuk menuju ke trek sepeda di hutan sekitar kampus UI, turunan curam,naik yang terlalu tinggi, jalan nikung dan belokan patah, ranting pohon nyeruduk di antara pepohonan dan masih banyak lagi “jebakan-jebakan” kita hadapi, tetapi untungnya jalan tidak licin karena hari itu tidak hujan. Kalau tidak konsentrasi bias nyeruduk bisa juga terjatuh seperti yang dialami temenku (saya berempat), memang kita ke sana dalam rangka test drive setelah temen-temen “meracuni” untuk merakit sepeda baru. Kita berempat cukup keliling 3 kali putaran dengan trek yang kering apa jadinya kalau habis hujan mungkin jadi lain cerita.Tetapi intinya dengan berkeliling di trek hutan Ui membuat kita cukup berkeringat, tenaga cukup terkuras dengkul jadi ‘krepyek-krepyek” dan huh…lumayan juga capeknya cukup terasa.

Sekitar jam 11 akhirnya kita pisah mereka bertiga balik naik kereta sementara saya pulang sendiri dengan cuaca mendung di Depok untuk menuju ke Cibubur, baru nyampe di Kelapa Dua hujan mulai turun sebenarnya hujan tidak terlalu gede tapi kalau mau neduh tanggung juga, akhirnya terpaksa jalan terus dengan resiko punggung banyak motif ukiran baru alias kotor semua. Sampai di rumah tinggal gerimis kecil saja…setelah nyuci sepeda dan mandi langsung tuk saya menuju meja makan untuk membuka menu apa sih yang istri masak hari ini..ternyata istri tahu kalo suami habis besepeda...sop ceker, kerupuk/rambak, udang campur kentang dan tak asing lagi tahu tempe sudah siap ketika tudung saji saya buka..wah memang benar-benar mak nyus! Setelah tadi berkeringat karena bersepeda kali ini berkeringat setelah makan…..wah memang cukup “gembrobyos..!”

Kamis, 29 November 2007

i`m never too late..


Malam ini bisa dikatakan malam paling sial, bagi saya.. bagaimana tidak..ketika mau ngeprint company profile tinta printer nggak rata warnanya/mungkin juga habis, terus yang kedua sambil nunggu ngeprint coba buka internet terus memposting blog sambil iseng saya buka mail yahoo yang hampir seminggu tidak di buka, mungkin karena kesibukan atau banyak hal yang mesti di selesaikan. Ujung-ujungnya begitu melihat mail balasan sempat mengernyitkan dahi…sambil mengumpat…fiuh!!! Sialan…


Masih ingat dalam pikiran, minggu kemarin dengan “semangat `45 dan semangat reformasi” saya belain begadangan bikin logo ternyata hasilnya sia-sia..walaupun logo tersebut masih dalam kompetisi/sayembara logo tetapi setidaknya setelah membaca email tersebut akhirnya langsung terfokus pada tulisan... “Undeliverable: DESAIN LOGO Alt1” begitu juga kiriman email yang kedua, mental semua alias tidak nyampe ke panitia lomba!


Kalo kita lihat kronologisnya memang tidak ribet sih..cuman terlalau mempet saya mengeksekusi itu logo, padahal jauh hari tahu betul bahwa ada lomba desain logo BEI (Bursa Efek Indonesia) cuman gak inget kapan batas terakhir pengiriman, pada hari ketiga batas akhir pengiriman ternyata baru inget setelah ada informasi dari teman . Dua hari begadangan mulai bikin rough logo/ sketsa awal sampai FA logo dan konsepnya akhirnya selesai juga, untungnya materi pengiriman bisa lewat email walaupun date-line masih satu hari lagi tetapi malam sebelumnya sudah saya kirim itu materi logo.


Hari ini, malam ini, barusan tadi begitu membuka mail……ah..ya sudahlah! Never too late...walaupun tidak terlambat tetapi kalo materi desain nggak nyampe ke panitia tetap aja diskualifikasi. Kalaupun tidak bisa untuk orang lain setidaknya sudah berkarya untuk diri sendiri...

Sebuah masterpiece berawal dari sini





Mungkin ini salah satu kata yang tepat untuk menggambarkan sebuah awal dari kreativitas, Nasywa atau barangkali anak seumurnya bisa jadi mengekpresikan keingintahuannya bisa dimana saja dan mereka tentu tidak tinggal diam apabila ada sesuatu hal yang baru kemudian menirunya atau setidaknya mengikuti gayanya walaupun tidak sepenuhnya sama benar.

Mungkin tidak hanya Nasywa saja ketika disekitar rumah kita temui bermacam coretan gambar atau sekedar tulisan yang gak jelas maksudnya, yah..itulah anak-anak. Kita tidak bisa melarangnya untuk berkreasi ibarat mau nulis dimana saja, menggambar di mana saja saya persilakan. Mau apalagi kita larang dia nangis, kita tegur dia ngambek..tapi dalam benak saya biar saja mereka berekspresi dimana saja asal masih dalam wilayah teritorial rumah kita, tidak terbayangkan jika Nasywa mulai menggambar/mencorat coret tembok orang lain tentunya kita tidak terima ibarat anak kecil sudak kita kenalkan vandalism yang tentunya tidak baik untuk perkembangannya.

Kita ingat mungkin seorang Rembrant, Salvador Dali, Affandi, Jeihan samapi Eddie Hara yang dengan lukisannya berkarakter naif berawal dari sini, maksudnya ketika beliau masih kecil sama juga dengan Nasywa yang menggamabr dimana saja. Mungkin juga seorang desainer atau seorang arsitek berawal dari sini sebuah kapur tulis/pensil mereka goreskan di ruang rumah. Biarkan Nasywa berkarya apa saja asal masih dilingkungan rumah kita, toh kalau kita bosen ataupun kotor tinggal mengecat ulang saja..ayo Nasywa terus berkarya..ajak si kembar Nadira dan Nabila ikut berkarya...!

Makan apa, nak!


Seperti biasanya kalo kita lagi istirahat makan siang, pasti nentuin kita mau makan dimana bukannya kita mau makan apa, ngomongin tentang makan..what ever-lah gak jadi soal, nah kalo nentuin tempat makan ini yang bikin kita bingung mau makan dimana. Bla-bla-bla dan sebagainya akhirnya ditentuin tempatnya yang menurut saya udah bosen juga itu tempat, akhirnya kita makan di "laler1" ya laler 1!/ Begitu kita mendengarnya kayaknya serem masak kita makan di tempat laler...yach itu mungkin kata orang yang belum ngerti bener di mana tuh lokasi dan saya pun tak tahu siapa yang membikin pertama kali nama "laler" tersebut, memang bener sih kenapa dinamakan laler karena tempatnya yang terbuka dan tentunya banyak (ada) lalernya.Ih...jijay kayaknya, tapi enggak kok justru orang-orang dari berbagai kantor banyak yang dateng kesini dengan menu variatif dan yang paling mengasyikkan pemandangan di "sekitarnya" maksudnya kita bisa lihat suasana lain jika kalau kita makan di kantor ketemu itu-itu juga. Di laler ini kita makan beratap pohon, ruang terbuka, pandangan luas dan angin berhembus ketika kita selesai makan..seakan tinggal menunggu bantal untuk menemaninya (perut kenyang paling enak tidur), kalo kita-kita ke sana pasti ngobrol ngalor ngidul entah itu ngomongin masalah kantor dan orang-orangnya sampai ngomongin "updeate-an" yang selalu mengilhami disaat-saat kita lagi nyantai.

Ngomong2 tentang laler ada beberapa temenku yang tidak mau makan hanya masalah sepele, mungkin salah satunya saya.Kali ini bukan masalah menu makanannya yang gak enak, bukan masalah harga yang mahal tetapi sebenarnya simple aja sih..si ibu maksudnya yang jual makanan selalu menyebut kita-kita ini dengan sebutan "nak", menurut saya hal yang biasa di telinga tetapi tidak biasa ketika diucapkan ke semua orang (semua orang belum tentu menerima). Sebenarnya istilah "nak" itu biasanya disampaikan dari orang tua ke anaknya sama saja halnya dengan orang jawa untuk menyebut "nduk/genduk" dan "le/thole" atau sebutan "buyung" dan "upik" untuk orang Minang. "Makan apa nak...." mendengar kata itu temennku sempet berkata balik "Ibu memanggil saya nak, saya ini sudah punya anak lho bu....!", ternyata temenku tidak mau menerima panggilan tersebut. Suatu hari masih di warung makan ibu ini dan di "laler 1" datang seorang yang menurut saya beliau seorang yang menduduki jabatan tinggi di kantor kami dan secara kebetulan makan di warung tersebut dan anehnya tetap saja ibu itu memangilnya "...tadi makan apa nak..", dalam hati saya mungkin ibu ini masih keturunan ningrat jadi setiap ngomong tidak memandang kelas status atau merasa lebih tinggi.... Padahal kalau di tilik umur yang makan di warung tersebut sebagian sudah berumah tangga bahkan ada anaknya yang sudah SMA tetap saja di panggil "nak"...

Yach..daripada kesel di panggil "nak' mendingan gak usah makan di warung ibu tadi, itulah yang diomongin temen-temen ketika saya nawarin makan siang di warung tersebut.Ayo nak cuci tangan cuci kaki terus bobo ya....

Kamis, 15 November 2007


Hujan Badai, Banjir dan Jakarta Macet..



Rabu kemarin, ketika saya mau makan siang ke luar kantor ternyata cuaca tidak memungkinkan. Akhirnya dengan temen-temen seperti biasa hari ini makan di kantin atas dengan menu yang standard alias biasa-biasa saja, baik itu di kantin Bu Bagyo, di mama Toni atau Bu Kriting. dari pecel lele, pecel ayam, oseng buncis, sayur asem ikan asin sampai sota Betawi. Maklum hujan dimana-mana. Setelah dari kantin di jam istirahat buka berita di detik.com ternyata hujan disertai angin ribut dimana-mana, Bundaran HI Macet 2 km karena ada billboard roboh, di Tebet jalannan macet karena papan reklame tumbang, karena hujan disertai angin kencang Jakarta macet. Nggak nyampe sepersekian menit saya baca berita tersebut akhirnya saya tinggalkan itu komputer sambil nerusin kerjaan yang belum selesai. Jakarta macet, lewat mana jalur alternatifnya, pulang jam nerapa? Nyampe rumah kembar sudah bobo belum? Itulah yang ada di pikiran saya..
....dua jam kemudian..saya iseng mencoba nyari berita di televisi dari Metro TV saya pelototin news ticker yang selalu update informasinya, kemudian saya tonton juga Lintas 5 sampai Liputan 6 tentang infomasi banjir dan pohon tumbang di jakarta, walaupun sebentar saya nonton tetapi cukuplah buat saya untuk menunggu macet sambil kongkow-kongkow ama temen di kantor. menjelang jam 8 malam akhirnya cukuplah saya bertahan di kantor. Akhirnya, bismillah saya pulang dengan pikiran "jangan-jangan", jangan-jangan tol macet dan sebagainya. Akhirnya ketika keluar dari Rawamangun..kok jalan sepertinya biasa saja, tak ada tanda-tanda bekas pohon tumbang sementara mobil tetap saja jalan melenggang, Rawamangun teleh kulewati perempatan by pass-pun sama juga, tak ada kemacetan berarti. Terus akhirnya masuk tol ke arah cibubur juga sama..jalanan lancar seperti biasa, bahkan sampai rumah-pun si kembar masih belom bobo dan waktu tempuh gak terlalau lama seperti hari biasa, kurang lebih sekitar 40 menit. Bahkan saya tanyakan ke istri ternyata daerah Cibubur cuaca berawan dan seharian tidak hujan.
Saya jadi berpikir ulang, inikah imbas dari euforia media atau cepatnya arus informasi sehingga ketika kita melihat atau mendengar informasi/berita semua media menayangkan/menyiarkan informasi yang sama. Dan sampai di rumah akhirnya berpikir..Sialan hari ini saya di boongin oleh media!

Rabu, 14 November 2007

Indahnya Rambut Beruban

Uban putih adalah uban yang terbaik diantara uban, coba masih ingatkah ketika kita masih kecil orang bilang kalo rambut setengah uban pikin kepala pusing, rambut warna kecoklatan (maksudnya setengah uban juga) bikin kepala jadi gatel. Makanya orang jaman dulu tumbuh uban yang setengah-setengah langsung buru-buru di cabut, tetapi ada juga yang sudah sehelai penuh rambut beruban putih toh dicabut juga... Tapi menurut saya lebih indah lagi jika rambut sudah beruban penuh, walaupun sehelai atau beberapa helai diantara rambut hitam di kepala seakan-akan muncul "mutiara muncul di kegelapan", atau bisa juga rambut yang sudah beruban penuh di kepala dan tak ada sehelai pun rambut hitam dikepalanya seperti Hatta Rajasa, semakin menambah seksi dan eksotis saja itu penampilan.

Apa jadinya kalo lihat anak masih muda rambut sudah beruban, setidaknya orang pasti akan melihat lebih intens..yach inilah mungkin orang sudah tua, atau juga mungkin lagi ngetrend pake cat rambut dengan bermacam warna atau bisa jadi memang bener-bener uban beneran (maksudnya udah ada uban sejak masih muda). Emang kalo orang ubanan pertanda sudah tua? Enggak juga...saya pede aja dengan rambut beruban justru semakin eye catching...dan bangga, karena setap orang pasti mengamati atau setidaknya melihat saya...

Masih ingat di benak saya, ketika masih kecil dengan senangnya mencabuti uban kakek almarhum.Waktu itu sehabis pulang sekolah jam 10 pagi sudah seperti biasa, saya sudah siap untuk mencabuti rambut uban kakek dan ternyata ada "kompensasi"nya loh...Beliau bilang kalo dapat sepuluh helai saya kasih kamu duit Rp. 10,-, namanya anak kecil lumayan juga utuk duit segitu pada masa itu! Setelah aku pikir sekarang wah ternyata masih kecil saya sudah bisa "side job" nyabutin uban kakek he..he...