Senin, 15 September 2008

Yang Tak Selalu Sama


Apa kabar kembar..akhir-akhir ini ayah tidak pernah menulis tentangnya...Ya..anakku selain Nasywa yang paling gede dan adiknya Nadira dan Nabila, si kembar yang juga sering berantem dengan alasan yang sepele dan standard banget untuk kategori anak kembar. Ada yang gara -gara rebutan pensil, baju yang ketukar dan banyak kejadian-kejadian yang membuat si kembar berantem. Berikut mungkin saya ceritakan pengalaman mempunyai anak kembar:

Hubungan dengan sang kakak.
Meskipun lahir dengan satu placenta atau orang bilang kembar identik, namun sifat dan watak Nadira dan Nabila sangat berbeda. Perbedaan sifat ini pula yang mempengaruhi pola hubungan si kembar dengan kakaknya (Nasywa). Sebelum saya menulis lebih lenjut tentang hubungan si kembar dengan kakaknya, sebaiknya saya uraikan dulu sifat yang berbeda ini.

Nadira:
sifatnya banyak omong, perhatian ke dalam/keluarga lebih besar, lebih dekat ke ayahnya (menurut saya pribaadi), patuh dan disiplin dalam hal mandi, tidur siang dan malam termasuk ketika buang air kecil/pipis, agak penakut/cengeng, perlu waktu lama untuk beradaptasi dengan orang baru cenderung suka main di rumah.

Nabila:
Sifatnya banyak ngomong juga, tetapi perbendaharaan kata lebih banyak seperti seumuran anak SD, orangnya “tengil” suka iseng, lucu dengan kelakuannya, tidak cengeng, patuh tetapi kadang kurang disiplin seperti jarang tidak mau tidur siang, sehabis bangun tidur tidak langsung mandi dulu , gampang akrab dengan orang baru.

Dari beberapa perbedaan sifat di atas, kira-kira bisa ketebak mana yang lebih dekat dengan sang kakak? Jawabnya Nabila, karena dia gampang bergaul dengan orang baru. Sementara sang kakak (Nasywa) kadang ada temennya yang main ke rumah, kalau si Nadira lebih dekat ke bunda kadang juga malah suka main dengan mbak-nya (pembantu). Tetapi ketika mereka bermain di rumah bertiga, tentunya si kembar lebih “soul mate” dengan kembarannya, misal Nabila sedang berantem dengan kakaknya biasanya Nadira membela “kembarannya” begitu pula sebaliknya.


Hubungan sosial
Alhamdulillah saya mempunyai anak kembar, keduanya tidak merasa “kuper”, karena sejak awal saya sudah commit bahwa mereka harus bersosialisasi juga dengan teman mainnya di luar rumah. Dan saya yakin dampak “tidak kurang pergaulan” ini juga mungkin dari sang kakak (Nasywa), ketika kakaknya main di luar keduanya ikut main, begitupula ketika teman sang kakak (Nasywa) main di rumah si kembar akhirnya ikut bergabung juga. Ini mungkin si kembar masih punya kakak atau terlahir dengan urutan anak ke-2 dan ke-3. Entah apa jadinya seandainya Nabila & Nadira sebagai anak ke-1 dan ke-2, mungkin mereka cenderung keasyikan bermain di rumah berdua.
Katika kembar bermain di luar, keduanya tidak pisah dipisahkan. Dipastikan selalu bermain bareng jarang saya menemui Nadira bermain terpisah dengan Nabila ketika mereka bermain di luar rumah. Ini yang menjadi kekhawatiran saya, pernah ketika si Nadira & Nabila ikut lomba 17-an, mereka ikut lomba memasukan bendera ke dalam botol. Si Nadira masuk semi final semantara Nabila tidak , anehnya ketika mau di mulai itu lomba si Nadira tidak mau mengikuti lomba dengan alasan si Nabila tidak ikut lagi. Berbagai bujukan oleh panitia termasuk saya yang juga menonton tidak mau juga...akhirnya terpaksas Nadira tidak meneruskan lombanya alias diskualifikasi dengan alasan sepele...
Dari peristiwa di atas lantas saya berpendapat ternyata sudah benar-benar “soul mate” si kembar nih, tidak terpisahkan. Tetapi saya berharap kejadian di atas seharusnya tidak berpengaruh terhadap hubungan si kembar, seharusnya mereka mandiri dan tidak tergantung sesama kembarannya.

Berantem sesamanya
Apakah anda pernah melihat anak kembar sedang berantem? Tak ubahnya sama dengan anak-anak lainnya. Seru! sekaligus was-was, bagaimana tidak..ketika mereka berantem untuk masalah yang kecil ujung-ujungnya dengan cepat tangan menarik rambut kembarannya.

Biasanya mereka berantem karena rebutan pensil meskipun keduanya sudah memiliki satu-satu, baju yang tidak bisa di tukar dengan kembarannya, kadang juga keisengan Nabila yang selalu menggoda kakaknya Nadira. Disisi lain sifat Nadira yang agak manja dan gampang tersinggung sementara Nabila orangnya suka iseng. Keisengan ini terjadi ketika mereka berantem, Nadira seketika itu memukul badan Nabila, sementara Nabila sembari berucap..”he gak sakit.., he gak sakit..” akhirnya berkejaran tak ubahnya seperti harimau menangkap mangsanya, Nadira semakin emosi kadang sambil menangis melakukan “serangan” lagi ke Nabila sambil berucap..”he gak sakit.., he gak sakit..” di sertai tawa sambil mengejek.

Tetapi ketika Nadira semakin kencang tangisannya saya jadi semakin ngeri melihatnya..ujung-ujungnya ditariknya rambut Nabila akhirnya sebuah “pertempuran telah usai” dengan gegap gempita suara tangisan keduanya pecah di dalam rumah. Biasanya kalau saya atau istri melihat kejadian seperti ini langsung saya lerai.

Anak kembar memang kalau di lihat secara fisik orang lain mengatakan persis/mirip sementara saya dan istri sebagai orangtua kembar dengan mudah membedakan bentuk fisik Nadira dan Nabila. Kadang saya juga menasihati keduanya, bahwa anak kembar itu tidak boleh berantem karen aketika lahir si kembar juga “tidak berantem” dalam perut bunda.. Tetapi namanya juga anak kecil, malah mereka sering bertanya yang lucu-lucu, maklum Nadira dan Nabila baru berumur 3,5 tahun.

Tidak ada komentar: