Sabtu, 09 Mei 2009

Edisi Chusus (Djadoel 01)


Di boelan Mei ini moengkin agak terasa aneh ketika Anda membatja blog ini, tak lain dan tak boekan karena di boelan ini memang boelan chusus oentoek saja. Ibarat seboeah oto mobile, mobile itoe akan berdjalan moendoer membatja waktoe lampau. Begitoelah dalam toelisan ini, saja akan mentjoba mengupload beberapa gambar jang moengkin bisa memberi kenangan masa laloe. Teroes terang saja menemoekan beberapa barang ini setjara tidak sengadja, dan boekannja saja mentjari kesana kemari (hunting). Memang karena keterbatasan waktoe, sehingga barang jang saja ketemoekan moengkin tidak terlaloe komplit. Namoen setidaknja bisa memberi kenangan/peristiwa di djaman doeloe, djaman ketika orang masih hidoep sederhana dengan alat seadanja. “Vintage” itoe kata orang-orang, bahkan barang jang ada ini moengkin dipakai oleh kaoem bangsawan ataoe prijaji pada masa itoe, berkesan koeno orang bilang djadoel.

Saja menemoekan barang ini setjara tidak sengadja, pas waktoe itoe bepergian ke Boekit Tinggi, Sumatra Barat. Keinginan oentuk mendapatkan piring ini tiba2 moentjoel karena pas saja makan di roemah mertoea saja ada jang memakai piring ini. Setelah saja tanja kesana kemari ternjata masih ada jang djoealan, jaitu di Boekit Tinggi. Sembari berdjalan-djalan di Boekit Tinggi menikmati suasana dan hawa jang sedjuk, saja sempatken mampir di toko jang menjual alat perabot petjah belah. Alhasil diketemoekanlah itoe piring, tjangkir dan gelas blirik.
Orang Djawa menamai ini dengan seboetan “piring gembreng” jaitu piring jang terboeat dari seng badja dan katanja nasi kalo ditaroeh dipiring ini tjepat dingin karena bahannja itoe tadi. Namoen kekoerangan dari piring ini adalah bahannja jang berasal dari seng, ketika piring/gelas ataoe tjangkir ini djatoeh dipastikan bakal letjet. Dan letjet nja itoe akan semakin melebar lama2, kaloe soedah melebar bisa timboel loebang dan akhirnja bolong. Makanja djaman doeloe masih banjak toekang patri berkeliling di kampoeng2 karena memang masih banjak orang jang memakai piring, gelas dan tjangkir gembreng ini. Ketika loebang soedah ditambal oleh toekang patri alat-alat itoe bisa dipakai lagi.

Sebenarnja piring, gelas dan tjangkir gembreng ini sangat ringkih, dan gampang letjet ketika djatoeh. Dan sedihnja saja menjoempai piring ini sering dipakai oentoek tempat makan kutjing, bahkan adjing joega..ini karena piring terseboet sudah bolong tjoekoep besar sehingga pemiliknya soedah malas oentoek dipatri lagi, akhirnya ya itoe tadi dipakai saeadanja. Kalo tidak salah alat-alat “gembreng” sematjam ini Boeatan Tjina, dimana sekarang sangat langka mendapatken alat sematjam ini. Namun sajang, ketika pas di Boekit Tinggi saja menanjaken sendok yang terbuat dari gembreng ini, penjoeal ito bilang sendok jang terboeat dari seng/badja soedah tidak ada lagi….Ahhh sajang saja tidak menemoekan barang jang dimaksoed..coba kalo sendok itu masih ada, moengkin memori saja akan mundur 3o tahoen jang laloe ketika saja minoem es dawet dalam semangkok dengan sendok dari gembreng warna idjo toea tadi. Slurururppp seger tenan!!!

Tidak ada komentar: