Jumat, 14 Desember 2007

jangan bobo dulu ya!



Sebuah pekerjaan kalo kita jadikan beban maka akan terasa berat, tetapi kalo kita jadikan sebagai kebiasaan/sebagai ibadah maka akan tidak berasa walaupun pekerjaan itu berat sekalian. Resiko..biasanya akibat dari sebuah pekerjaan atau akibat dari tindakan, inilah yang akan aku tulis di blog ini.

Mungkin setiap orang mempunyai intensitas lain terhadap hubungan dengan anak, temen atau mungkin juga dengan orang tua bahkan dengan istrinya sendiri. Dan setiap profesi tentunya juga akan berakibat dengan pola kebiasaan ini, bisa kita ambil contoh seorang wartawan tentunya jam kerjanya tidak sama dengan "orang kantoran" yang mungkin jam 10 malam masih meliput berita atau jam 12 malam masih membikin naskah berita yang tentunya masih berada di tempat kerja. Bahkan bisa paginya baru pulang ke rumah untuk istirahat dan berkumpul dengan anak istri (kalo istrinya di rumah..kalo istrinya bekerja?, kalo anaknya sekolah?) ini pasti lain ceritanya. Saya tidak mau menganalogikan terhadap profesi lain tetapi pada intinya hampir sama dengan yang saya alami kemarin.

Seperti biasanya kalo kita lihat behaviour dan aktivitas jakarta begitu padat mulai dari senin hingga jumat, bahkan sampai hari libur. Sampai saya bisa berkesimpulan kalo hari senin pagi berangkat kerja jalanan macet pulangnya lancar, kalo jumat pagi jalannya lancar pulang kerja macet.Kesimpulan ini bisa ditarik karena sehari-hari memang begini adanya, tetapi saya tak kurang akal bagaimana mensiasati keadaan ini, akhirnya kalo hari senin dan jumat bisa dipastikan berangkat kerja naik motor, selanjutnya hari selasa sampai kamis bawa mobil karena biasanya di 3 hari ini jalanan lancar.

Kejadian kemarin mungkin tidak terulang seandainya saya pulang kerja "on time", tetapi ini sekali lagi resiko sebuah profesi ya harus kita jalani, jadi mulai dari senin sampai rabu, minggu ini saya disibukkan oleh aktivitas kantor yang begitu padat, dari bikin FA print ad ternyata masih di revisi lagi dan masih banyak yang perlu diselesaikan mengingat dateline yang mempet, akhirnya selama 3 hari berturut-turut pulang malam. Ini berdampak pada si kembar dan kakaknya nasywa ketika saya nyampe rumah ketiganya sudah terlelap.Kebiasaan ini yang tidak bisa ditolerir..

Esoknya hari kamis, sekali lagi saya tidak kekuarangan akal. Dengan mengendarai motor berangkat ke kantor dengan asumsi kalo gak begitu banyak kerjaan akan "tango" lebih cepat untuk bertemu dengan ketiga buah hati, meskipun jalanan macet saya bisa selap-selip kira-kanan.

Rencana boleh demikian tetapi kenyataan lain, kali ini bukan banyaknya kerjaan yang bikin untuk pulang malam lagi tetapi dipaksa oleh keadaan cuaca yang tidak bersahabat, ya..tidak bersahabat. Bagaimana tidak mulai jam 4 sore jakarta sudah diguyur hujan, sementara saya mulai jam 4 sore sudah pingin pulang. Nekad.. pulang basah! gak nekad pulang perasan makin resah!. Jam 05.15 sore akhirnya saya "cklok" absen. Celana panjak di tarik sedengkul, sepatu diganti sandal hendak ke parkiran sepeda motor dengan diiringi hujan besar. Sebelum memanasin mesin terlebih dulu membuka jok motor untuk mengambil jas hujan...memang lagi apes!, ternyata jas hujan gak di bawa alias gak ada alias tertinggal di rumah! Mosok harus nunggu hujan reda trus kapan nyampe rumah, bisa jadi si kembar sudah bobo.
Akhirnya dengan tanpa jas hujan hanya berbekal jacket saya paksakan untuk pulang, diiringi hujan besar langsung tancap gas untuk pulang ke rumah (Cibubur) yang berjarak -+27 km atau sekitar 1 jam waktu tempuh apabila jalanan gak begitu macet.
Biarpun bibir mulai membiru, kulit jemari mengeriput, badan dan kaki mulai kedinginan, sepeda motor jalan terus. hanya satu tujuan pingin bermain dengan si kembar & nasywa.

Akhirnya sampai di rumah jam 06.45 petang, klakson motor kubunyikan berulang kali, perasan lega bercampur haru ketika si Nasywa membukakan pintu rumah diiringi si kembar di belakangnya. "Ibuuu ayah kehujanan.." itulah yang diucapkan Nasywa. Tak berapa lama saya langsung mandi, sholat maghrib terus di bikinin teh hangat dan indomie rebus, ah...semakin terasa kehangatan rumah tangga. Bermain dan bercanda dengan ketiga buah hati hampir 2 jam cukup sebagai selimut disaat kita kedinginan ingin bertemu dengan Nasywa, Nadira dan Nabila.Sampai jam 09.30 malem akhirnya ketiga buah hatiku mulai bobo, rasanya hatiku puas, dingin ku terobati oleh hangatnya canda dan tawa ketiga buah hatiku. Jangan bobo dulu ya..ayah masih kangen nih..

1 komentar:

agenk mengatakan...

hallo om brind.....

ngomong2 soal hidup ribet jg y
salam buat graFISH